Tonggak dalam Perjalananku
Akhir tahun selalu memutar kisah flashback di otak dalam hitungan menit. Tentu sebagai manusia hal ini wajar dialami, walau pun hanya momentum setahun ke belakang. Hal tersebut mengingatkanku sekitar 5-6 tahun ke belakang saat di bangku perkuliahan. Saya saat itu sedang mengenyam pendidikan di fakultas dekat gang guru yang biasa disebut “Gedung Merah”. Setelah beradu argumen tentang beberapa pemikiran filsuf luar, di sesi perkuliahan pagi hari yang mengantuk, saya mensejajari langkah Prof. Saefur Rochmat yang sedang berjalan menuju ruangan dosen. “Saya mau ke ruangan dosen” katanya dengan langkah bergegas seperti biasanya. Ketika kelas usai, biasanya Prof. Saefur Rochmat selalu kembali ke ruangan dosen saat tidak ada jadwal mengajar atau kadang ia lanjut menyempatkan olahraga tenis. Saya mencoba sedikit berbasa-basi dengan menawarkan diri menanyakan pemikiran-pemikiran tokoh seperti Antonio Gramsci, Benito Mussolini, Hegel, bahkan Tan Malaka. Ya, basa-basi. Teba...