Elang Muda sebagai Tumpuan Masa Depan

 

Sepakbola masih menjadi permainan yang banyak ditonton, didukung dan diikuti orang-orang. Tentunya generasi tua maupun muda seperti sekarang masih bertahan dan memang akan terus begitu. Fenomena ini berjalan beriringan seperti rotasi pemain di suatu  klub profesional dalam menjalani satu musim penuh kompetisi. Banyaknya pasang mata di setiap pertandingan telah menghasilkan berbagai macam argumen dalam sepakbola. Secara sepintas, argumen itu tampak mewarnai perjalanan PSS sampai saat ini. Lantas bagaimana bisa mempercayai Elang muda tanpa mencobanya?

            Namun, buat saya tak ada yang betul-betul sepenuhnya baru dalam sepakbola. Jika kita melihat perjalanan PSS 10 atau 20 tahun ke belakang misalnya, selalu ada elang muda yang menjadi debutan. Walaupun masih di bayang-bayang pemain generasi tua, elang muda memang tak boleh dipandang sebelah mata. Keberadaan elang muda tentunya membawa dampak positif terhadap perkembangan tim PSS. Ketika membandingkan dari yang telah lalu, setiap elang muda memiliki potensi bersaing dengan generasi tua. Untuk itu, muncul berbagai pokok soal: bagaimana mengembangkan dan mempertahankan elang muda untuk tetap tumbuh dalam iklim sepakbola sleman?

            Membangun sebuah tim sama halnya dengan membangun rumah. Sejak awal memerlukan konsep, rencana dan tentunya bagian-bagian yang diperlukan. Menyatukan pikiran serta semangat gotong royong dengan ritme santai itu yang dimiliki sepakbola sleman. Saya melihat sejauh ini, sleman sangatlah potensial dalam membangun bibit-bibit muda. Hal ini disebabkan sleman memiliki banyak faktor pendukung dalam memajukan sebuah tim. Darmanto Simaepa berujar; “Sepakbola menyetir emosi karena ia hadir menjadi bagian tak terpisahkan dari irama kehidupan”. Berkembangnya sebuah tim tidak terlepas dari peran suporter dan emosi-emosi yang mengiringi kehidupan sekitar. Inilah yang modal yang dimiliki PSS dalam membangun sebuah tim, penting adanya sebuah pondasi sebagai tumpuan masa depan. Sebuah tim perlu memiliki akademi dalam menempa perkembangan pemain muda dari segala lini. Akademi adalah tempat belajar dan mempantaskan diri para pemain muda. Dari membangun kerja sama satu sama lain, menguji skill individu, serta mempraktikkan apa atas hal-hal yang sudah didapat sebelumnya. Betapa pentingnya peran akademi demi kelangsungan tim menuju profesional.

            Perlunya akademi dalam tubuh PSS jelas menjadi sebuah titik vital dalam tahap awal  membangun sebuah tim. Setelah berbagai dekade terlewat, kegagalan serta permasalahan sebelumnya menjadikan PSS simbol ketabahan menatap musim depan. Semuanya serba tergesa dan tak menentu. Sekarang, adanya PSS Development memberikan secercah cahaya untuk iklim sepakbola sleman. Menggali pemain potensial dalam mengisi pos-pos penting Super Elja hasil yang tak ternilai harganya untuk publik sleman. Pada Momen seperti inilah PSS dapat memanfaatkan betul apa yang dipercaya sebab “taat pada proses dan setia pada tujuan” untuk menanti kelahiran elang muda terbang tinggi di kasta tertinggi.

            Kelahiran Elang muda memang sudah ditakdirkan berbeda dengan yang lain. Sebab ketika muda, elang sudah hidup keras dan dalam setiap kepakan sayapnya penuh keyakinan. Pada fase ini elang muda menentukan pilihan untuk bertahan hidup atau mati dalam kerasnya alam.  Inilah yang dapat dimaknai sebagai proses perkembangan. Tentunya hal ini seharusnya dipahami oleh PSS, percaya pada pemain muda potensial serta memberikan jalan panjang bagi masa depan tim. Karena semakin banyak jam terbang, bukan lagi untuk penghias bangku cadangan. Para pemain muda berhasil mengepakkan sayap indahnya dan berhasil memperoleh tujuan itu dan membawa sleman berbicara lebih jauh dalam sepakbola nasional.

            Turnamen pra musim Piala Presiden adalah sebagian langkah kecil dalam menatap musim depan. Dua laga awal terlewati dengan baik. Tentu masih banyak kekurangan dalam segala lini dikarenakan pembentukan tim yang terlambat. Apapun hasilnya, turnamen ini adalah ajang untuk mencari kekurangan tim serta menguji bagaimana pemain muda debut dalam tim utama. Saya sebagai suporter dan mengikuti, menonton, mendukung PSS kurang lebih 12-13 tahun lalu menyambut baik tentang hal ini. Bagaimana tidak, memberikan kesempatan kepada elang muda sebagai bentuk kepercayaan merupakan pengamatan jeli dari pelatih. Komitmen untuk membongkar pasang komposisi tim serta berani memasukkan elang muda tentu perlu pertimbangan dan pilihan tepat. Inilah bagaimana keputusan itu dipilih, seberantakan apapun seacak apapun formula untuk formasi dan pemain semuanya agar PSS dapat terbang tinggi.

            Mungkin sangat jauh jika membandingkan dengan pemain akademi dari Eropa seperti Trent Arnold, Greenwood, Reece James, dan Phil Foden. Cukup jelas bagaimana melihat pemain itu jauh lebih indah dengan umpannya, passingnya atau pun giringannya yang sangat enak untuk ditonton dan nikmati. Namun, itu semua hanya masalah waktu dari akademi untuk mekar pada waktunya. Elang muda seperti Arlan, Ifan, Hokky Caraka atau pun Saddam tentunya memiliki potensi mencapai level itu. Tanpa mencobanya bagaimana bisa kita dapat melihat dan percaya pada potensinya. Iklim tersebut sangat cocok untuk diterapkan pada sepakbola Sleman.

            Hadirnya pemain senior seperti Boaz, Dave, Purwaka Yudhi maupun pemain asing dalam tubuh PSS memberikan warna baru. Keputusan manajemen dalam mendatangkan Boaz, Fandi Eko bagaikan bom atom yang siap meledak kapan saja. Mampu meledak bermain penuh cinta dan dedikasi sampai menit akhir. Inilah yang dinamakan kombinasi pemain muda dan senior.  Hal ini bukan sesuatu yang baru, tim-tim lain pun sudah banyak yang memakai cara ini. Jika melihat ke belakang, hadirnya boaz dalam tubuh PSS seperti dejavu ketika Gonzalez datang kurang lebih lima tahun lalu. Datang tidak menjadi sebuah bintang melainkan mampu membimbing elang muda dan berbagi pengalaman agar mampu mekar layaknya bunga edelweis di puncak perjalanan.

            Semakin menambah keyakinan saya bahwa mencoba mempercayai elang muda tidak ada salahnya. Barang kali itu sebagai keputusan tepat. Tentu dapat dilihat seperti pertandingan kemarin melawan Persita. Arlan yang diturunkan sejak menit pertama mampu melaksanakan tugasnya dalam mengawal lini tengah Super Elja. Bermain gobras-gabrus, berlari mencari ruang serta memiliki visi bermain menjadi modal bagus untuk pemain debutan. Harapan publik sleman jelas bermain konsisten, tidak hanya untuk Arlan tetapi juga elang muda lainnya. Persaingan sehat akan terbangun dan tentunya mampu bermain sepenuh hati untuk kebanggaan kota Sleman.

            Hal ini mengingatkan saya ketika melihat potongan arsip foto komposisi pemain PSS tahun 1999-2000 dari koran kedaulatan rakyat.  Komposisi waktu itu hanya berbekal kombinasi pemain senior dan muda dapat bersaing di papan atas liga. Tentunya sisa-sisa perjuangan 20 tahun lalu dapat memberikan motivasi menjalani kompetisi serta meningkatkan kualitas elang muda. Dengan menempatkan percaya pada elang muda merupakan titik awal dalam kebangkitan PSS untuk musim depan. Melihat kombinasi pemain senior dan muda saat ini sangatlah mungkin PSS dapat berbicara banyak di musim depan.

            Tentunya perlu waktu untuk melihat elang muda mulai mengepakkan sayapnya setinggi mungkin. Lewat laga demi laga, kesempatan-kesempatan yang datang serta konsistensi akan membawanya terbang lebih berarti. Elang muda sebagai tumpuan masa depan Super Elja sudah mulai terlihat. Satu-persatu mulai menunjukkan cakarnya. Seperti itulah yang diharapkan ke depannya. Tanpa meragukannya dan percaya akan proses maka itu akan terwujud.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tonggak dalam Perjalananku

JANGAN LUPAKAN SEJARAH

PERGULATAN ANTAR OTAK