Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2024

Tonggak dalam Perjalananku

Akhir tahun selalu memutar kisah flashback di otak dalam hitungan menit. Tentu sebagai manusia hal ini wajar dialami, walau pun hanya momentum setahun ke belakang. Hal tersebut mengingatkanku sekitar 5-6 tahun ke belakang saat di bangku perkuliahan. Saya saat itu sedang mengenyam pendidikan di fakultas dekat gang guru yang biasa disebut “Gedung Merah”.  Setelah beradu argumen tentang beberapa pemikiran filsuf luar, di sesi perkuliahan pagi hari yang mengantuk, saya mensejajari langkah Prof. Saefur Rochmat yang sedang berjalan menuju ruangan dosen.  “Saya mau ke ruangan dosen” katanya dengan langkah bergegas seperti biasanya.  Ketika kelas usai, biasanya Prof. Saefur Rochmat selalu kembali ke ruangan dosen saat tidak ada jadwal mengajar atau kadang ia lanjut menyempatkan olahraga tenis.  Saya mencoba sedikit berbasa-basi dengan menawarkan diri menanyakan pemikiran-pemikiran tokoh seperti Antonio Gramsci, Benito Mussolini, Hegel, bahkan Tan Malaka. Ya, basa-basi. Teba...

Adakah yang lebih manusia dari manusia ?

Sekali waktu seseorang bertanya, jika kecerdasan buatan bisa menghasilkan karya-karya yang sudah ada, apa yang saya lakukan sebagai penulis?  Di hari lain, seseorang juga bertanya jika ia membuat sebuah novel tapi dibantu dengan kecerdasan buatan, apa karya tersebut bisa disebut karya orisinal? Soal orisinal, menurut saya, tentu bergantung pasokan data ke kecerdasan buatan tersebut. Sumbernya dari mana dan bagaimana ia mengolahnya. Tapi, lebih penting dari itu sebetulnya, kalau memang kita bisa menulis dengan dibantu kecerdasan buatan, kenapa pembaca harus membaca tulisan kita? Kenapa pembaca tidak langsung saja meminta kecerdasan buatan membuatkan cerita untuknya? Tapi, dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, saya menangkap kesan kita cemas menghadapi teknologi yang semakin pintar ini. Mesin dan otak komputer di dalamnya bisa berpikir lebih cepat dan lebih cerdas. Mereka juga bekerja lebih kuat, efisien, serta presisi. Kecemasan, atau ketakutan ini, sesungguhnya sangat wajar. A...